PEMBAGIAN ISTI’ARAH
- Majaz isti’arah ditinjau dari segi bentuk lafazh terbagi dua:
1. Isti’arah ashliyyah (الأصلية)
Isti’arah ashliyyah adalah jenis majaz yang lafazh musta’arnya
isim jamid bukan musytaq (bukan isim sifat).
Contoh:
أُحِبُّكَ يَا شَمْسَ الزَّمَانِ
وَ بَدْرَهُ # وَإِنْ لَامَنِى فِيْكَ السُّهَا وَالْفَرَاقِدَ
Artinya:
“Aku cinta kamu, wahai matahari dan bulan zaman ini, sekalipun bintang-bintang
yang samar dan jauh mencaci makiku karena menyukaimu.
Pada
syi’ir di atas, Saifud Daulah diserupakan dengan "شمس" atau matahari dan "بدر"
atau bulan, karena sama-sama berkedudukan tinggi dan jelas. Sedangkan
orang-orang yang dibawahnya disamakan dengan bintang karena jauh dan sama-sama
jauh dan tidak jelas. Kata "شمس"
dan "بدر" keduanya termasuk kata
jamid.
2.
Isti’arah
taba’iyyah (التبعية)
Isti’arah
taba’iyyah adalah suatu ungkapan majaz yang musta’arnya fi’il, isim musytaq
atau harf.
a.
Contoh
taba’iyyah dengan fiil.
عَضَّنَا الدَّهْرُ
Artinya: “Zaman
telah menggigitku dengan taringnya.”
Arti "عض" yang mempunyai makna asal ialah “menggigit”,
sedang yang dimaksud adalah “menyakiti”. Ungkapan ini namanya isti’arah
musharrahah, juga taba’iyyah karena musta’arnya berbentuk fi’il.
b.
Contoh
taba’iyyah dengan isim musytaq
حَالِى نَاطِقَةٌ
بِأَحْزَانِى
Artinya:
“Keadaanku mengucapkan kesedihanku”.
Yang dimaksud “mengucapkan”
ialah “menunjukkan”. Namanya isti’arah musharrahah taba’iyyah
karena ada pada isim musytaq.
c.
Contoh
taba’iyyah dengan harf
لَأُصَلِّبَنَّكُمْ
فِى جُذُوْعِ النَّخْلِ
Artinya:
“Sungguh aku akan menyalibmu di dalam cabang pohon kurma”
Makna dari kata
"فى" pada potongan ayat di atas adalah “di atas”. Kata "فى" adalah huruf. Dengan demikian
isti’arah ini dinamakan isti’arah taba’iyyah, karena lafazh yang menjadi
majaznya adanya harf(huruf).
- Majaz Isti’arah ditinjau dari kata yang mengikutinya terbagi pada tiga jenis:
1. Isti’arah murasysyahah (المرشّحة)
Isti’arah murasysyahah yaitu suatu ungkapan majaz
yang diikuti oleh kata-kata yang cocok untuk musyabbah bih.
Contoh
firman Allah swt dalam surah al-Baqarah ayat 16:
y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#ãruŽtIô©$# s's#»n=žÒ9$# 3“y‰ßgø9$$Î/ $yJsù
Mpt¿2u‘ öNßgè?t»pgÏkB
$tBur
(#qçR%x.
šúïωtGôgãB
ÇÊÏÈ
Artinya:
“Mereka
Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung
perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.”
(QS. Al Baqarah: 16)
Pada
ayat diatas terdapat ungkapan-ungkapan majaz, yaitu"اشتروا"
kata tersebut merupakan bentuk majaz dari kata "تبادلوا" yang bermakna menukar.
Pada kalimat berikutnya mulaim (kata-kata yang sesuai untuk musyabbah
atau musyabbah bih) yaitu ungkapan "ربحت
تجارتهم" ungkapan tersebut sesuai untuk musyabbah
yaitu ."اشتروا"Jika mulaim pada
suatu ungkapan majaz cocok untuk musyabbah maka dinamakan isti’arah
mujarrodah.
2. Isti’arah Muthlaqah (المطلقة)
Isti’arah
muthlaqah ialah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik yang
cocok bagi musyabbah bih maupun musyabbah.
Contoh:
يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللهِ
Artinya:
“mereka
membuka janji Allah”
Pada
potongan ayat di atas terdapat ungkapan majaz yaitu kata "ينقضون".
Kata tersebut bermakna menyalahi yang diserupakan dengan "يفتحون"
yang bermakna ‘membuka tali’.
Pada
ungkapan majaz tersebut tidak terdapat mulaim yang cocok untuk
salah satu dari tharafain (musyabbah bih dan musyabbah).
3. Isti’arah Mujarradah (المجرّده)
Isti’arah
Mujarrodah ialah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang cocok bagi musyabbah.
Contoh:
فِيْ بَيْتِيْ أَسَدٌ يُصْلِحُ دَرَّاجَتَهُ
Artinya:
“dirumahku
ada singa yang sedang memperbaiki sepedanya”.
Maksudnya
adalah ada orang yang seperti singa. Kata “memperbaiki sepeda” pantas
dan cocok bagi musyabbah yaitu orang berani. Isti’arah
seperti ini dinamakan mujarradah.