Sabtu, 29 Oktober 2016

استعارة

PEMBAGIAN ISTI’ARAH
  1. Majaz isti’arah ditinjau dari segi bentuk lafazh terbagi dua:
1.      Isti’arah ashliyyah (الأصلية)
Isti’arah ashliyyah adalah jenis majaz yang lafazh musta’arnya isim jamid bukan musytaq (bukan isim sifat).
Contoh:
أُحِبُّكَ يَا شَمْسَ الزَّمَانِ وَ بَدْرَهُ # وَإِنْ لَامَنِى فِيْكَ السُّهَا وَالْفَرَاقِدَ
Artinya: “Aku cinta kamu, wahai matahari dan bulan zaman ini, sekalipun bintang-bintang yang samar dan jauh mencaci makiku karena menyukaimu.
Pada syi’ir di atas, Saifud Daulah diserupakan dengan "شمس" atau matahari dan "بدر" atau bulan, karena sama-sama berkedudukan tinggi dan jelas. Sedangkan orang-orang yang dibawahnya disamakan dengan bintang karena jauh dan sama-sama jauh dan tidak jelas. Kata "شمس" dan "بدر" keduanya termasuk kata jamid.
2.      Isti’arah taba’iyyah (التبعية)
Isti’arah taba’iyyah adalah suatu ungkapan majaz yang musta’arnya fi’il, isim musytaq atau harf.
a.   Contoh taba’iyyah dengan fiil.
عَضَّنَا الدَّهْرُ
Artinya: “Zaman telah menggigitku dengan taringnya.”
Arti "عض" yang mempunyai makna asal ialah “menggigit”, sedang yang dimaksud adalah “menyakiti”. Ungkapan ini namanya isti’arah musharrahah, juga taba’iyyah karena musta’arnya berbentuk fi’il.
b.   Contoh taba’iyyah dengan isim musytaq
حَالِى نَاطِقَةٌ بِأَحْزَانِى
Artinya: “Keadaanku mengucapkan kesedihanku”.
Yang dimaksud “mengucapkan” ialah “menunjukkan”. Namanya isti’arah musharrahah taba’iyyah karena ada pada isim musytaq.
c.    Contoh taba’iyyah dengan harf
لَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِى جُذُوْعِ النَّخْلِ
Artinya: “Sungguh aku akan menyalibmu di dalam cabang pohon kurma”
Makna dari kata "فى" pada potongan ayat di atas adalah “di atas”. Kata "فى" adalah huruf. Dengan demikian isti’arah ini dinamakan isti’arah taba’iyyah, karena lafazh yang menjadi majaznya adanya harf(huruf).
  1. Majaz Isti’arah ditinjau dari kata yang mengikutinya terbagi pada tiga jenis:
1.      Isti’arah murasysyahah   (المرشّحة)
Isti’arah murasysyahah yaitu suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-kata yang cocok untuk musyabbah bih.
Contoh firman Allah swt dalam surah al-Baqarah ayat 16:
y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#ãruŽtIô©$# s's#»n=žÒ9$# 3yßgø9$$Î/ $yJsù Mpt¿2u öNßgè?t»pgÏkB $tBur (#qçR%x. šúïÏtGôgãB ÇÊÏÈ
Artinya:
“Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah: 16)
Pada ayat diatas terdapat ungkapan-ungkapan majaz, yaitu"اشتروا"  kata tersebut  merupakan bentuk majaz dari kata "تبادلوا" yang bermakna menukar. Pada kalimat berikutnya mulaim (kata-kata yang sesuai untuk musyabbah atau musyabbah bih) yaitu ungkapan "ربحت تجارتهم" ungkapan tersebut sesuai untuk musyabbah yaitu  ."اشتروا"Jika mulaim pada suatu ungkapan majaz cocok untuk musyabbah maka dinamakan isti’arah mujarrodah.
2.      Isti’arah Muthlaqah   (المطلقة)
Isti’arah muthlaqah ialah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik yang cocok bagi musyabbah bih maupun musyabbah.
Contoh:
يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللهِ
Artinya:
“mereka membuka janji Allah”
Pada potongan ayat di atas terdapat ungkapan majaz yaitu kata  "ينقضون". Kata tersebut bermakna menyalahi yang diserupakan dengan "يفتحون" yang bermakna ‘membuka tali’.
Pada ungkapan majaz tersebut tidak terdapat mulaim yang cocok untuk salah satu dari tharafain (musyabbah bih dan musyabbah).
3.      Isti’arah Mujarradah (المجرّده)
Isti’arah Mujarrodah ialah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang cocok bagi musyabbah.
Contoh:
فِيْ بَيْتِيْ أَسَدٌ يُصْلِحُ دَرَّاجَتَهُ
Artinya:
“dirumahku ada singa yang sedang memperbaiki sepedanya”.
Maksudnya adalah ada orang yang seperti singa. Kata “memperbaiki sepeda” pantas dan cocok bagi musyabbah yaitu orang berani. Isti’arah seperti ini dinamakan mujarradah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar